Assalamu ‘Alaikum
Wr. Wb.
Hai Sahabat
Blogger!! Apa kabar disana?? Mudah-mudahan baik-baik saja yach!! Aamiin
Kali ini,
postingan ke-13ku temanya sama dengan postingan ke-12, hanya saja naskah dan ceritanya
beda. Selamat membaca!!
SUKA DUKA DI RAJAWALI
Karya : Isna Pujianti
Kami akan menampilkan sebuah
drama singkat bertema pendidikan, dengan judul “ SUKA DUKA DI RAJAWALI”
Sebuah perjalanan hidup pelajar SMA Rajawali yang dipenuhi oleh
rintangan, suka duka, dan canda tawa. 5 orang pemain yang masing-masing
mempunyai karakter yang berbeda.
& Nina Ratudiang, seorang yang cerdas, baik hati tapi memiliki keterbatasan ekonomi
& Cyntia Angelika, seorang yang sombong, angkuh dan kaya
& Karina Widyastuti, sahabat dari Cyntia yang juga sombong
& Reni Kartini, sahabat Nina yang kaya tapi baik hati tak seperti Cyntia dan Karin
& Ibu Sinta, guru yang baik hati
Dia Nina Ratudiang, Seorang anak tukang sayur yang beruntung dapat
bersekolah di SMA Rajawali. Salah satu sekolah unggulan di daerah mereka.
Tentu, semua orang ingin menjadi bagian dari sekolah tersebut. Untuk menjadi penjaga sekolah saja, harus pakai tes. Nina memang anak yang kurang beruntung di bidang ekonomi, tetapi dia masih diberkahi akal fikiran dan kemauan sekolah yang tinggi. Yah, itulah yang membuatnya dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa. Dan tidak akan menyai-nyiakan kesempatan emas tersebut.
Tentu, semua orang ingin menjadi bagian dari sekolah tersebut. Untuk menjadi penjaga sekolah saja, harus pakai tes. Nina memang anak yang kurang beruntung di bidang ekonomi, tetapi dia masih diberkahi akal fikiran dan kemauan sekolah yang tinggi. Yah, itulah yang membuatnya dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa. Dan tidak akan menyai-nyiakan kesempatan emas tersebut.
Di sekolah (Tepat
di depan majalah dinding yang menempel pengumuman mengenai beasiswa)
Nina : Alhamdulillah, aku berhasil dapetin beasiswa itu lagi. Berarti aku masih bisa melanjutkan sekolah
disini
(Teman-teman
yang berada di dekat Nina memberikan selamat)
Si cewek sombong
nan angkuh tiba-tiba datang
Mereka Cyntia Angelika dan Karina WIdyastuti, dua cewek kaya nan cantik
tetapi otaknya tak sepandai Nina, yah itu yang membuat mereka selalu
mengucilkan Nina. Tetapi, menyadari keadannya. Nina tidak pernah menantang
mereka.
Cyntia : Hahaha, kasian yah. Orang yang bersekolah di rajawali hanya bersandar
pada beasiswa. Kasian banget gitu
Karin : Iya Cyin! Kalo beasiswa nya udah hilang, gimana dong?
Cyntia : yah, jadi gembel dong! Hahaha
(Cyntia dan
Karin pergi meninggalkan Nina tanpa merasa bersalah sedikitpun)
Nina
seketika menunduk dan meratapi omongan Cyntia dan Karin
Nina : Ya Allah, mungkin mereka benar. Aku seharusnya tidak
disini, aku disini cuma karena beasiswa. Orang tuaku? tentu saja tidak dapat
membiayaiku.
Tiba-tiba Reni,
teman sebangku Nina datang dan merasa penasaran dengan apa yang difikirkan Nina
Reni : kamu kenapa Nin?
Nina : Gak kok Ren, sejak kapan kamu disini?
Reni : Ah itu gak penting, Ayo cerita sama aku
Nin! Kamu gak usah canggung aku mengerti kok sama kamu.
Nina : Gak Ren, aku gak papa kok! Yasudah, aku pulang duluan yah!
Aku mau jualan. Nanti kesiangan lagi
Reni : Yaudah Nin, aku juga mau balik kok! Ini lagi tunggu
papaku. See you tomorrow
Nina : See you Ren!
Dia Reni Kartini, seorang anak pejabat yang baik hati. Dia memang anak
orang kaya, tetapi dia tidak seangkuh dan sesombong Cyntia dan Karin. Dia teman
sebangku Nina semenjak Nina masuk menjadi siswi SMA Rajawali.
Seperti biasa, Kegiatan Nina sepulang sekolah yaitu berkeliling
menjajakan nasi dan lauk buatan ibunya. Meski bersekolah dengan beasiswa, dan
tidak perlu membayar sepeserpun. Tetapi Nina masih rajin bekerja untuk membantu
ekonomi keluarganya.
Nina : Nasi Bu, Nasi! Lauknya juga ada bu. Ayo
masih panas Pak, Bu!
Reni : Hey Nin! Ayo sini, aku mau beli.
Kebetulan aku belum makan siang
Nina :Eh Reni, kamu kok disini? bukannya rumah
kamu tuh, di Jl.Nusantara yah?
Reni : Haha, gak kok. Ini juga salah satu rumah ayah aku. Eh, aku
mau beli dong. 3 bungkus yah!
Nina : Apa? tiga? Kamu kan Cuma sendiri
disini.
Reni : biasa aja lagi Nin, nanti tuh bi Ija
dan Pak Tono mau kesini. Pasti mereka juga belum makan
Nina : okelah, Ini! (Memberikan 3 bungkus
nasi)
Reni : ini uangnya Nin! Kembaliannya ambil
aja.
Nina : Makasih yah, yaudah. Aku duluan yah!
jualanku masih banyak nih. Bye Ren!
Reni : Bye. Eh, Aku bantuin kamu yah? Aku juga bete nih
tinggal disini sendiri
Nina : Beneran? yaudah deh, ayo!
Nina
dan Reni : Nasi bu, Nasi pak! Ayo dibeli, masih hangat pak, bu!
(Cyntia dan Karin melintas tepat disamping Nina dan
Reni)
Karin : Hey kamu! si penjual nasi!
Nina : iya? mau beli berapa bungkus non? (menengok kebelakang) Ha? kalian?
Cyntia : Hahaha, kamu kira siapa? Kamu kira, kita tuh beneran mau beli dagangan
kamu? yah enggak lah, gak level banget gitu!
Reni : Eh, kalian kalo gak mau beli gak usah!
gak pake hina juga kali!
Karin : Hey Reni!! kamu juga ikut jualan?
Oh My to the God!
Cyntia : Kamu udah gila yah Ren? Atau udah ketular virus
gembelnya si Nina?
Reni : Kalian jaga yah ucapan kalian! Ayo Nin,
orang seperti mereka gak boleh diladenin!
Nina : Yaudah Ren, Kita pulang aja deh. Aku
duluan yah, makasih udah ditemenin.
Reni : Anytime Nin!
Akhirnya mereka berdua kembali ke rumah
masing-masing
(Di malam hari, Nina termenung di teras rumahnya)
Nina : Ya Allah, apa salah dan dosaku kepada
mereka? Aku tidak pernah merasa cari masalah dengan Cyntia dan Karin. Tetapi,
kenapa mereka begitu membenci dan menghinaku ya Allah. (Ucapnya dalam hati)
Keesokan harinya, mereka sampai disekolah dan tiba saatnya untuk Nina, Reni, Cyntia, dan
Karin menghadapi ulangan matematika. Nina memang sudah mempersiapkan dirinya.
Tetapi, seperti biasa pasti Cyntia dan Karin lupa akan jadwal ulangannya hari
ini.
Reni : Hey Nin! ajarin aku soal yang ini dong, aku gak paham nih.
Katanya sih soal kayak gini masuk diulangan
Nina : Nah, ini caranya kayak gini. Kamu tinggal
masukin rumusnya aja
Cyntia : Heey Karin, kita emangnya mau ulangan
yah? (Dengan muka shock)
Karin : Sejak kapan lo
bertanya soal ulangan? Lo udah insyaf yah? haha, sejarah banget gitu
Cyntia : Eh, gue serius tau Rin! Lo tau kan, si
Ibu Sinta tuh killer banget. Mati deh kita
Karin : Kan kita bisa nyontek! simple kok~
(Bel sekolah berbunyi, dan nampak ibu Sinta menuju
kelas mereka)
Ibu Sinta adalah salah satu guru di SMA
Rajawali, dia adalah guru matematika yang sangat killler dan ditakuti oleh semua
siswa. Tetapi, meski demikian dia sangat menyayangi Nina. Beliau lah yang
mengurus beasiswa Nina selama bersekolah di SMA Rajawali. Maka dari itulah,
Nina sangat menghormati dan berutang budi dengan beliau.
Ibu
Sinta : Selamat pagi anak-anak!
Semua
siswa : Pagi bu!
Ibu
Sinta : Hari ini ulangan kan? kemaskan
buku kalian, dan hanya ada sebuah pulpen diatas meja.
Semua
siswa : Baik bu
(Ibu Sinta
membagikan lembar soal ulangan matematika, dan ulangan pun dimulai)
Cyntia : Eh, aku tuh gak tau apa-apa. Ini sulit
banget (Sambil mencolek Karin)
Karin : Jawab aja deh apa yang lo tau
Cyntia : Aku kan udah bilang, aku gak tau.
Karin : Eh, gue punya ide
Cyntia : Apaan?
Karin : Sini deh aku bisikin!
Cyntia
: Ahhha! So good idea!
Cyntia
dan Karin : Oke fix
Ibu
Sinta : Cyntia! Karin! jangan banyak
gerak, kalian sedang ulangan!
Cyntia
dan Karin : Baik bu..
(Beberapa lama kemudian, Nina dan Reni mengumpulkan
lembar jawaban ulangan mereka)
Ibu
Sinta : Baiklah, kalian boleh keluar.
Reni
dan Nina : Baik bu
Ibu Sinta : Anak-anak, ibu tinggal ke toilet sebentar
yah. Kalian jangan bikin keributan!
Semua
siswa : siap bu!
Karin : Ini waktu yang tepat Cyn!
Cyntia : Oke, Ayo kita lakukan!
(Mereka berdua menukar lembar jawaban Nina dengan
lembar jawaban kosong, dan menggantinya dengan lembar jawaban mereka)
Setelah beberapa lama, tiba waktu pulang sekolah. Mereka pulang ke rumah
masing-masing. Dan tampak beberapa siswa yang masih menunggu jemputan maupun
menunggu bis sekolah. Nina dan Reni pun turut menunggu bis sekolah, dikarenakan
sopir pribadi Reni sedang pulang kampung.
Reni : Nin, aku ikut ke rumahmu yah? di
rumahku gak ada orang nih.
Nina : Oke Ren!
(Beberapa lama kemudian, akhirnya mereka berdua
sampai dirumah Nina)
Nina : Mau minum apa Ren?
Reni : Gak usah Nin, aku gak haus kok.
(Tiba-tiba, Handphone Reni berdering dan ternyata
telfon dari Ibu Sinta)
Reni : Halo, Assalamualaikum. Iya bu, Aku Reni. Nina yah bu? iya
aku lagi sama Nina kok bu. Oh, baik bu. Kami segera kesana.
Nina : Telfon dari siapa sih Ren? kok Serius
banget?
Reni : Kita harus ke ruangan Ibu Sinta
sekarang, kayaknya sih ada masalah gitu. Ibu Sinta tungguin kita di Sekolah.
Kamu harus menghadap ke ibu.
Nina : Aku? Ada masalah apa yah? Ya sudah, ayo
kita berangkat sekarang!
(Mereka langsung bergegas menuju sekolah, dan tak
lama kemudian mereka akhirnya tiba disekolah)
Reni : Aku tunggu di luar yah!
(Nina menunduk tanda setuju dengan ucapan
Reni, Seraya mengetuk pintu ruangan ibu Sinta)
Nina : Assalamualaikum Bu.
Ibu
Sinta : Walaikum salam, ayo duduk Nina.
Nina : Ada apa yah bu? Tidak biasanya ibu memanggil saya diwaktu
pulang sekolah seperti ini.
Ibu Sinta : Maafin ibu yah Nina, ibu mengganggu waktumu.
Tetapi, ini itu masalah penting. Dan ibu tidak mau ada orang yang tau selain
kita.
Nina : Masalah bu? Ada Apa yah? (Seketika Nina kaget)
Ibu Sinta : (Dengan
intonasi marah) Ada keganjalan yang ibu temukan di lembar jawaban ulangan
kamu. Kenapa kamu tidak menjawab satu soal pun? Padahal kamu itu murid
terpintar di kelas, kamu juga penerima beasiswa. Kamu itu seharusnya menunjukkan kalau kamu memang pantas
mendapatkan beasiswa dengan kemampuan yang kamu miliki.
Nina : Apa bu? Demi Allah, Aku menjawab semua soal yang ibu
berikan. Aku mohon bu, jangan cabut beasiswa aku bu. Aku akan buktiin kok bu.
Kalau aku memang pantas mendapatkan beasiswa itu.
Ibu Sinta : Ibu sangat kecewa dengan mu Nina, Ibu akan
membicarakan hal ini dengan Pak Kepala Sekolah. Kamu harus siap jika beasiswa
kamu akan dicabut. Ini bukti lembar jawaban
kamu, dan ini sudah tidak dapat ditoleran.
(Sambil menyodorkan lembar jawaban yang tadi
ditukar oleh Cyntia dan Karin)
Nina :
Maaf bu, tapi ini itu bukan lembar jawaban saya. Di tulisannya juga bukan
tulisan saya bu. Mungkin lembar jawabannya ketukar bu.
Ibu Sinta : (dengan
nada kesal) Kamu jangan banyak alasan Nina, disini itu jelas-jelas nama
kamu yang tertulis. Kamu jangan
mencoba cari alasan yah Nina.
Nina : Sumpah bu, coba ibu perhatikan dengan
seksama. Ini itu sangat berbeda dengan tulisan ku Bu.
Ibu
Sinta : Ibu pusing Nina, sekarang kamu
boleh pulang. Ibu akan selidiki kasus ini dulu.
Nina : Baik bu, saya pulang dulu bu. (Sambil mencium tangan Ibu Sinta)
Selepas dari itu, Nina merasa sangat sedih. Dia tidak sanggup jika
beasiswamya harus dicabut. Karena jika hal itu terjadi, berarti dia tidak dapat
bersekolah lagi dan harapannya untuk membanggakan orang tuanya akan musnah.
Keesokan harinya, untuk pertama kali Nina
merasa tidak semangat untuk kesekolah. Dia takut akan ada pengumuman bahwa
beasiswanya dicabut.
(Bel masuk pun berbunyi, dan nampak Ibu Sinta
berjalan terburu-buru menuju kelas Nina. Nina menghela nafas)
Ibu
Sinta : Selamat pagi anak-anak!
Semua
siswa : Pagi bu!
Ibu
Sinta : Ibu punya informasi penting hari
ini, dan ibu harap kalian bisa berkata jujur. Siapapun itu!
(mendengar
perkataan Ibu Sinta, semua siswa merasa bingung dan saling berbisik)
Ibu Sinta : Ibu ingin kalian jujur, siapa yang menukar
lembar jawaban ulangan Nina dengan lembar jawaban kosong? Ibu mohon siapapun
itu, kalian harus jujur
Cyntia : Ha? kok ibu bisa tau?
Karin : Eh, jangan berisik. Nanti ibu
curiga!
Ibu
Sinta : Cyntia! Karin! kalian tau?
Cyntia : Tii... tidak kok bu.
Ibu Sinta : Kalian jangan bohong! jika tidak ada yang
mengaku, hal ini akan dibicarakan dengan pemilik yayasan dan jika pelakunya
diketahui, akan di Drop-out dari Rajawali.
(Seketika
Cyntia dan Karin kaget)
Cyntia
dan Karin : Apa? D-O?
(Mendengar
Cyntia dan Karin, seketika semua
menengok ke arah mereka)
Ibu
Sinta : Kalian kenapa? ibu semakin
curiga dengan kalian. Apa kalian pelakunya? Ayo ngaku!
Cyntia : Maaf bu, kami Cuma iseng kok.
Nina : Apa? Iseng? Kalian
fikir, ini permainan? kalian itu bisa merusak pendidikanku. Aku gak bisa
apa-apa tanpa beasiswa (dengan nada merintih)
Ibu
Sinta : Cyntia dan Karin akan ibu laporkan
ke pemilik yayasan untuk ditindak lanjuti.
Cyntia : Matilah kita Karin L
Nina : Maaf bu, aku pikir alangkah baiknya kalau hal ini kita
selesaikan dengan negosiasi. Aku juga sudah maafin mereka kok bu. Mungkin
kemarin mereka khilaf.
Ibu
Sinta : Mulianya hati kamu Nina, baiklah. Ibu tidak akan melaporkan
mereka.
Cyntia : Makasih Yah Nina, kamu memang anak yang baik. Maafkan kelakuan
kita selama ini yah.
Karin : Aku juga Nin. Maaf yah
Nina : Gak papa kok. Aku udah maafin kalian.
Setelah kejadian itu, Cyntia dan Karin tidak pernah lagi menjaili dan
menghina Nina. Mereka bahkan sering datang ke rumah Nina untuk belajar bersama.
Dan mulai saat itu pula, Mereka berempat bersahabat.
Amanat :
Ø Jangan membedakan orang
berdasarkan kasta, derajat, dan hartanya. Karena kita semua sama di mata Allah
swt.
Ø Iri itu tidak baik. Iri tanda
tak mampu, jangan merasa iri dengan orang yang lebih baik dari kita, teruslah
berusaha.
Ø Ingatlah, tangan diatas lebih
baik dari tangan dibawah. Orang yang memberi maaf akan kesalahan orang lain
kepadanya jauh lebih mulia dari orang yang meminta maaf.
Itulah
tadi drama singkat tentang persahabatan yang bertema pendidikan ke-2 dalam blog ini.
Terima
kasih atas kunjungan teman-teman di blog saya. Semoga isi blog saya ini
bermanfaat untuk semuanya. Aamiin…
Sekian
dan Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment