Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Hai sahabat blogger
Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Aamiin… 3x
Hari ini saya mau berbagi artikel untuk
kesekian kalinya dalam postingan saya yang ke-25 :)
Silahkan dibaca dan semoga bermanfaat. Aamiin…
3x
PERINTIS
PENGOLAH EMPING JAGUNG
Sekilas usaha
kerajinan emping jagung milik Makwan sekadar kegiatan ekonomi rumah tangga. Siapa
sangka, di gubuk sewaannya yang lembap dan panas ratusan petani dari Sumatera
hingga Papua datang berburu ilmu pengembangan teknologi pengolahan emping
jagung.
Kerajinan pengolahan
hasil panen jagung memang lebih dulu dimulai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah,
dengan nama berbeda, yaitu
jagung ceples atau jagung gepeng. Namun, usaha ini
kurang menggeliat sehingga lambat laun jumlah pengrajin makanan ringan dari bahan
jagung ini menurun.
Makwan, yang asli
Pati, melihat besarnya peluang usaha kerajinan emping jagung ini setelah ia
kuliah di Universitas Wangsa manggala, Yogyakarta, jurusan Teknologi Pertanian,
Program Pengolahan Hasil Pertanian, tahun 1990-1996. Disana dia mencermati
banyaknya mahasiswa di Yogyakarta yang tinggal di rumah kos atau pondokan,
dengan uang kiriman bulanan yang pas-pasan dari orang tua mereka.
Makwan kemudian
mencari upaya menghasilkan penganan ringan yang enak dan murah sehingga pas
dengan kantong para mahasiswa ini. Jagung adalah jalan keluarnya.
Berbekal pinjaman
tempat di sebuah pemancingan lele di Desa Argorejo, Sedayu, Bantul, DIY, Makwan
mulai menguji coba penggunaan teknologi pengolahan hasil panen jagung menjadi
emping. Penggunaan teknologi adalah pada proses pemipihan jagung menjadi
setipis kertas sehingga dapat dihasilkan emping jagung yang renyah dan gurih
setelah digoreng.
Meski memiliki
bentuk yang sama dengan jagung ceples, ia berusaha mengganti brand produk
penganan ringan ini dengan nama emping jagung. “Awalnya banyak orang yang
mempertanyakan dan menolak bahwa jagung yang pipih ini saya sebut emping,
karena asumsi masyarakat saat itu adalah emping ya dari melinjo, bukan jagung,”
tuturnya.
Butuh hampir dua
tahun membuat masyarakat terbiasa dengan sebutan emping jagung. Pasang surut
usaha ini juga dialaminya. Makwan sempat putus asa saat kebakaran di tempat
pemancingan lele itu menghanguskan seluruh jerih payahnya.
Namun, terdorong
untuk meraih sukses yang lebih besar, Makwan akhirnya memulai usaha ini lagi
dari awal. Ia membuat sendiri mesin pemipihan jagung. “Mesin pemipih saya buat
sendiri dari hasil belajar dari kampus,” tuturnya.
Ia menyewa lahan
dan membangun sebuah guuk berukuran 5 x 10 meter. Di gubuk inilah dilakukan
proses pembuatan emping jagung, mulai dari penyortiran, perendaman, perebusan,
pemipihan, dan penyimpahan hasil produksi.
Siapa sangka dari
usaha kerajinan ini Makwan bisa menjual emping jagung hingga ke berbagai daerah
di seluruh penjuru tanah air. Setiap harinya dia memproduksi 2 – 2,5 kuintal
emping jagung yang selalu habis dibeli.
Seiring tingginya
minat beli masyarakat, petani-petani dari Kabupaten sekitar, mulai tertarik
datang ke gubuk Makwan untuk mempelajari pembuatan emping jagung. Hingga kini,
ratusan petani yang berasal dari berbagai daerah pernah ke sana untuk belajar
membuat emping jagung. Bahkan, sejumlah lembaga swadaya masyarakat dalam dan
luar negeri pernah mengunjungi usaha ini untuk melihat proses pengolahan pangan
miliknya.
“Saya tidak
menutupi resep pengolahan emping jagung ini kepada para petani karena saya
ingin melakukan pemberdayaan pada mereka. Kalau teknologi pengolahan pangan
bisa berkembang, petani pasti akan terangkat,” tutur ayah dua anak ini.
Banyak petani yang
semula belajar padanya kini justru menjadi pesaing. Meski begitu, Makwan
mengaku tak pernah khawatir tersaingi.
Hanya saja, petani
diingatkan supaya jangan terbuai akan potensi keuntungan yang bisa diraih dari
usaha ini. Bagaimanapun, petani harus belajar membentuk jaringan pemasaran yang
kuat. (Oleh Irma Tambunan)
{disarikan sari artikel dengan judul yang
sama rubric Sosok, Kompas, Rabu, 5 Oktober 2005}
Woow… Sungguh luar biasa yah usaha yang
dilakukan oleh Pak Makwan
Semoga artikel ini bermanfaat untuk sahabat
blogger semua. Aamiin… 3x
Sekian dan terima kasih atas kunjungan Anda
diblog ini. Jangan bosan yah :)
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment