Tuesday 16 June 2015

PERINTIS PENGOLAH EMPING JAGUNG

Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Hai sahabat blogger
Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Aamiin… 3x
Hari ini saya mau berbagi artikel untuk kesekian kalinya dalam postingan saya yang ke-25 :)
Silahkan dibaca dan semoga bermanfaat. Aamiin… 3x

PERINTIS PENGOLAH EMPING JAGUNG

Sekilas usaha kerajinan emping jagung milik Makwan sekadar kegiatan ekonomi rumah tangga. Siapa sangka, di gubuk sewaannya yang lembap dan panas ratusan petani dari Sumatera hingga Papua datang berburu ilmu pengembangan teknologi pengolahan emping jagung.
Kerajinan pengolahan hasil panen jagung memang lebih dulu dimulai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dengan nama berbeda, yaitu
jagung ceples atau jagung gepeng. Namun, usaha ini kurang menggeliat sehingga lambat laun jumlah pengrajin makanan ringan dari bahan jagung ini menurun.
Makwan, yang asli Pati, melihat besarnya peluang usaha kerajinan emping jagung ini setelah ia kuliah di Universitas Wangsa manggala, Yogyakarta, jurusan Teknologi Pertanian, Program Pengolahan Hasil Pertanian, tahun 1990-1996. Disana dia mencermati banyaknya mahasiswa di Yogyakarta yang tinggal di rumah kos atau pondokan, dengan uang kiriman bulanan yang pas-pasan dari orang tua mereka.
Makwan kemudian mencari upaya menghasilkan penganan ringan yang enak dan murah sehingga pas dengan kantong para mahasiswa ini. Jagung adalah jalan keluarnya.
Berbekal pinjaman tempat di sebuah pemancingan lele di Desa Argorejo, Sedayu, Bantul, DIY, Makwan mulai menguji coba penggunaan teknologi pengolahan hasil panen jagung menjadi emping. Penggunaan teknologi adalah pada proses pemipihan jagung menjadi setipis kertas sehingga dapat dihasilkan emping jagung yang renyah dan gurih setelah digoreng.
Meski memiliki bentuk yang sama dengan jagung ceples, ia berusaha mengganti brand produk penganan ringan ini dengan nama emping jagung. “Awalnya banyak orang yang mempertanyakan dan menolak bahwa jagung yang pipih ini saya sebut emping, karena asumsi masyarakat saat itu adalah emping ya dari melinjo, bukan jagung,” tuturnya.
Butuh hampir dua tahun membuat masyarakat terbiasa dengan sebutan emping jagung. Pasang surut usaha ini juga dialaminya. Makwan sempat putus asa saat kebakaran di tempat pemancingan lele itu menghanguskan seluruh jerih payahnya.
Namun, terdorong untuk meraih sukses yang lebih besar, Makwan akhirnya memulai usaha ini lagi dari awal. Ia membuat sendiri mesin pemipihan jagung. “Mesin pemipih saya buat sendiri dari hasil belajar dari kampus,” tuturnya.
Ia menyewa lahan dan membangun sebuah guuk berukuran 5 x 10 meter. Di gubuk inilah dilakukan proses pembuatan emping jagung, mulai dari penyortiran, perendaman, perebusan, pemipihan, dan penyimpahan hasil produksi.
Siapa sangka dari usaha kerajinan ini Makwan bisa menjual emping jagung hingga ke berbagai daerah di seluruh penjuru tanah air. Setiap harinya dia memproduksi 2 – 2,5 kuintal emping jagung yang selalu habis dibeli.
Seiring tingginya minat beli masyarakat, petani-petani dari Kabupaten sekitar, mulai tertarik datang ke gubuk Makwan untuk mempelajari pembuatan emping jagung. Hingga kini, ratusan petani yang berasal dari berbagai daerah pernah ke sana untuk belajar membuat emping jagung. Bahkan, sejumlah lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri pernah mengunjungi usaha ini untuk melihat proses pengolahan pangan miliknya.
“Saya tidak menutupi resep pengolahan emping jagung ini kepada para petani karena saya ingin melakukan pemberdayaan pada mereka. Kalau teknologi pengolahan pangan bisa berkembang, petani pasti akan terangkat,” tutur ayah dua anak ini.
Banyak petani yang semula belajar padanya kini justru menjadi pesaing. Meski begitu, Makwan mengaku tak pernah khawatir tersaingi.
Hanya saja, petani diingatkan supaya jangan terbuai akan potensi keuntungan yang bisa diraih dari usaha ini. Bagaimanapun, petani harus belajar membentuk jaringan pemasaran yang kuat. (Oleh Irma Tambunan)

{disarikan sari artikel dengan judul yang sama rubric Sosok, Kompas, Rabu, 5 Oktober 2005}

Woow… Sungguh luar biasa yah usaha yang dilakukan oleh Pak Makwan
Semoga artikel ini bermanfaat untuk sahabat blogger semua. Aamiin… 3x

Sekian dan terima kasih atas kunjungan Anda diblog ini. Jangan bosan yah :)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No comments: