ASSALAMU ‘ALAIKUM WR. WB.
HAI SAHABAT BLOGGER, APA KABAR NICH??
INI POSTINGAN KE-11 SAYA, SEMOGA BERMANFAAT!! AAMIIN….
BAB I :
PENDAHULUAN
A. KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warohmatullahi
Wabarokatu
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “BENTUK PERILAKU
MENYIMPANG”.
Dan tak lupa juga sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW. karena Beliaulah yang membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang.
Suatu
kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, tanpa
halangan dan kesulitan.
Terimah
kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah dari kami, serta teriring
do’a semoga kita semua sukses. Amin…
Assalamu
Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.
Watampone, 21 Januari 2013
Kelompok III
B. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………1
B.
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
A.
PENGERTIAN………………………………………………………………………………………3
B.
BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN…………………………………………….4
C.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PERILAKU
MENYIMPANG…………………………………………………………………………………….5
D.
PERILAKU MENYIMPANG DALAM MASYARAKAT……………………7
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………12
B.
SARAN………………………………………………………………………………………………..12
C.
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..12
BAB II PEMBAHASAN
BENTUK
PERILAKU MENYIMPANG
A.
PENGERTIAN
Pada dasarnya, perilaku manusia memiliki dua sisi,
yaitu sisi positif (konformitas) dan sisi negatif (penyimpangan).
a.
Konformitas (Conformity)
Konformitas adalah bentuk interaksi seseorang yang
berusaha bertindak sesuai norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Konsep
konformitas berhubungan erat dengan sosialisasi karena proses sosialisasi
menghasilkan konformitas.
b.
Penyimpangan
Penyimpangan merupakan kebalikan dari konformitas
(nonkonformitas). Perilaku menyimpang atau nonkonformitas adalah setiap perilaku
yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat
atau kelompok.
Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau
kelompok orang tidak mematuhi norma dan nilai di masyarakat yang disebut
deviasi. Perilaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut deviant.
Norma dan nilai bersifat relatif sehingga
penyimpangan sosial pun bersifat nisbi. Seseorang atau suatu kelompok disebut
melakukan penyimpangan jika orang atau kelompok itu berbuat sesuatu di luar
pengawasan sosial atau sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam suatu budaya
masyarakat. Artinya, orang atau kelompok itu tidak melepaskan diri dari segala
pola budaya, dia hanya melawan pola kelakuan tertentu dalam masyarakat.
Tindakan menyimpang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
B.
Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Penyimpangan sebenarnya tidak selalu berarti
negatif, melainkan ada yang positif. Dengan demikian, penyimpangan sosial dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan
negatif.
a.
Penyimpangan positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang
terarah pafda nilai sosial yang ideal (didambakan) walaupun cara yang dilakukan
itu seolah-olah menyimpang dari norma yang berlaku, padahal sebenarnya tidak.
b.
Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif ialah kecenderungan bertindak
kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya pun selalu buruk.
Perilaku
menyimpang dapat dibedakan menurut sifat dan pelakunya.
a.
Perilaku Menyimpang Menurut Sifatnya
Perilaku menyimpang menurut sifatnya ada 2, yaitu:
1.
Penyimpangan primer
2.
Penyimpangan sekunder
b.
Perilaku Menyimpang Menurut Pelakunya
Perlaku menyimpang menurut pelakunya dibagi
menjadi 2 yaitu:
1.
Penyimpangan individu
2.
Penyimpangan kelompok
C.
Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Perilaku
Menyimpang
Jika dicari ataupun ditelaah faktor penyebab
timbulnya perilaku menyimpang, para ahli mempinyai dugaan ataupun keyakinan
yang berbeda-beda. Namun, secara ringkas dapat kita kemukakan beberapa teori
populer menyangkut perilaku menyimpang. Teori-teori tersebut, yaitu:
1.
Teori Sosialisasi
Pada
dasanya, munculnya perilaku menyimpang pada teori sosialisasi berkaitan dengan
ketidakmampuan warga masyarakat dalam menghayati norma dan nilai-nilai dominan
yang telah mendapat kesepakatan masyarakat setempat. Penyimpangan yang
disebatkan oleh adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai
tersebut dalam perilaku seseorang.
Beberapa
lingkungan komunitas yang rawan serta kondusif bagi munculnya perilaku
menyimpang, antara lain yaitu:
a.
Jumlah penduduk yang padat serta berdesak-desakan,
b.
Status sosial-ekonomi penghuni yang rendah,
c.
Kondisi fisik perkampungan yang sangat buruk,
d.
Banyaknya terjadi disorganisasi sosial serta disorganisasi
familiar yang tinggi.
2.
Teori Reaksi Sosial atau Teori Labeling
Teori ini
umumnya mempunyai keyakinan bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah
anggapan masyarakat terhadap seseorang yang telah melakukan perbuatan
menyimpang.
3.
Teori Anomie
Teori
anomie berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang merupakan konsekuensi
dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks. Akibatnya,
tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat
sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
4.
Teori Pengendalian
Teori
pengendalian berasumsi bahwa munculnya perilaku menyimpang pada dasarnya
dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
a.
Pengendalian dari dalam
b.
Pengendalian dari luar
Untuk mencegah makin maraknya perilaku menyimpang,
masyarakat perlu meningkatkan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap
lembaga-lembaga dasar masyarakat, seperti sekolah, keluarga dan lembaga
keagamaan.
D.
Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat
Sosialsasi adalah proses belajar berinteraksi
dalam masyarakat sesuai denganperanan yang dijalankan. Dalm proses sosialisasi,
kemungkinan terjadi beberapa perilaku menyimpang, misalnya penyalahgunaan
narkotika, perkelahian pelajar, dan perilaku seksual di luar nikah, dan
lain-lain.
a.
Penyalahguaan narkotika
Sebelum
menguraikan bahaya akibat narkotika, kita awali dengan meninjau fungsi utama
narkotika bagi medis. Fungsi utama narkotika dalam medis adalah sebagai
analgesik.
Disamping
fungsi utama tersebut, narkotika juga menimbulkan efek yang disebut halusinasi
atau khayalan. Dengan timbulnya halusinasi inilah penyebab sekelompok
masyarakat terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika meskipun
sedang tidak menderita sakit. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya
penyalahgunaan narkotika.
Bahaya
yang ditimbulkan dari penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan
yaitu adanya adiksi ataupun ketergantungan obat (ketagihan).
b.
Perkelahian pelajar
Perkelahian
antarpelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar
serta merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS,
Pramuka, PMR, PKS sangat penting didalam pembentukan sikap dan tingkah laku
para pelajar.
c.
Perilaku Seksual di luar Nikah
Perilaku seksual
di luar nikah terjadi sebagai akibat masuknya kebudayaan Barat yaitu paham Children Of God yang sangat bertentangan
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Perilaku seksual di luar nikah
ini, juga sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial
masyarakat Indonesia. Hubungan seksual di luar nikah menurut agama Islam adalah
dosa besar.
d.
Homoseksual
Homoseksual
adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesame jenis kelaminnya
sebagai mitra seksual. Pria yang melakukan hal itu disebut homoseksual dan
wanita yang melakukan hal itu disebut lesbian. Tindakan homoseksual
bertentangan dengan norma-norma sosial dan ajaran agama.
e.
Membunuh
Membunuh dalam agama
maupun norma-norma dalam masyarakat adalah pelanggaran berat dan tidak
berperilaku kemanusiaan. Perilakunya akan mendapat sanksi yang berat di dunia
maupun di akhirat.
Disamping contoh tadi, masih banyak perilaku
menyimpang, misalnya penyalahgunaan wewenang, aksi coret-coret tembok atau
pagar, perkelahian, pelanggaran norma-norma kesusilaan, kebut-kebutan, minum minuman
keras, dan lain-lain.
Perilaku menyimpang yang dilakukan pemuda pelajar
ditandai dengan dua faktor, yaitu:
1.
Sikap melawan yang biasanya disertai dengan rasa
takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
2.
Sikap apatis atau acuh tak acuh biasanya disertai
rasa kecewa terhadap masyarakat.
Seseorang yang telah mencapai usia remaja, secara
fisik telah matang. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti sosial
dia masih memerlukan banyak belajar nilai-nilai dan norma masyarakat, lebih-lebih karena keadaan
masyarakat yang beragam. Keragaman tersebut misalnya:
1.
Pada masyaraka yang masih sederhana, keadaan ini
tidak menimbulkan persoalan sebab anak memperoleh pendidikan di lingkungan
kekerabatannya.
2.
Pada masyarakat kota atau masyarakat maju dan
kompleks, terdapat pembagian kerja dalam bidang-bidang kehidupan.
3.
Pada masyarakat yang sedang mengalami masa
transisi, generasi muda seolah-olah terjepit antara norma lama dan norma yang
baru.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang
berbahaya, karena pada periode tersebut seseorang meninggalkan tahap kehidupan
anak-anak menuju ketahap kedewasaan. Anak-anak pada usia remaja masih
memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya. Tidak adanya kepedulian orang
tua terhadap anak merupakan salah satu penyebab timbulnya kenakalan.
Secara sosiologis, problem-problem sosial dapat
diperinci sebagai berikut:
1.
Persoalan sence
of value yang kurang ditanamkan orang tua, terutama masyarakat lapisan
atas. Anak dalam masyarakat lapisan atas, biasanya menjadi sorotan dan sumber
imitasi anak-anak dari lapisan bawah.
2.
Timbulnya organisasi pemuda informal yang tingkah
lakunya yang tidak disukai oleh masyarakat.
3.
Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan
melakukan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan dengan jiwa
generasi muda.
Problem sosial merupakan masalah-masalah sosial
yang sudah tidak dapat diatasi. Namun, ada juga problem sosial yang masih dapat
diatasi.
Perbuatan menyimpang terutama yang bersifat
kriminalitas disebabkan oleh adanya berbagai ketimpangan sosial, yaitu adanya
gejala-gejala kemasyrakatan.
Tindakan kriminal biasanya banyak terjadi pada
masyarakat kota yang lebih banyak mengalami berbagai tekanan. Pengaruh luar
yang memengaruhi timbulnya kriminalitas, antara lain pengaruh pergaulan kerja,
pergaulan dalam lingkungan masyarakat tertentu yang mempunyai unsur-unsur
tindak kejahatan.
Kriminalitas dapat berkurang dan dapat pula
berkembang. Berkembangnya kriminalitas bias melalui alat-alat komunikasi.
Alat-alat komunikasi dapat memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap
seseorang atau masyarakat untuk menerima atau menolak pola kelakuan kriminal
tersebut.
Kita wajib berusaha memecahkan problem-problem
sosial tadi agar proses sosialisasi berjalan baik dan lancar.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perilaku manusia memiliki dua sisi yaitu sisi
positif dan sisi negatif. Faktor-faktor
penyebab munculnya perilaku menyimpang berdasarkan teori-teori yang ada
sangat banyak antaranya yaitukurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya,
dan lain-lain.
B.
SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga setiap yang
membaca atau pun yang mendengarkannya, dapat sadar akan dampak buruk yang
ditimbulkan sikap perilaku menyimpang yang dilakukannya. Semoga dapat
membedakan perilaku positif maupun negatif terhadap hal yang dilakukannya.
Semoga kita dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang kita hadapi.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Nurseno.
2007. Kompetensi Dasar Sosiologi.
Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Tambahin juga
alamat blog saya!!
SEKIAN POSTINGAN SAYA KALI INI, DAN TERIMA KASIH TELAH
MEMBACANYA!!
WASSALAMU ‘ALAIKUM WR. WB.
No comments:
Post a Comment