Wednesday 19 March 2014

MAKALAH BENTUK PERILAKU MENYIMPANG



ASSALAMU ‘ALAIKUM WR. WB.
HAI SAHABAT BLOGGER, APA KABAR NICH??
INI POSTINGAN KE-11 SAYA, SEMOGA BERMANFAAT!! AAMIIN….

BAB I : PENDAHULUAN
A.     KATA PENGANTAR

       Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu
          Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “BENTUK PERILAKU MENYIMPANG”.
Dan tak lupa juga sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena Beliaulah yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
          Suatu kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, tanpa halangan dan kesulitan.
          Terimah kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah dari kami, serta teriring do’a semoga kita semua sukses. Amin…
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Watampone, 21 Januari 2013



Kelompok III

B.      DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.   KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………1
B.    DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..2
BAB II        PEMBAHASAN
          BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
A.   PENGERTIAN………………………………………………………………………………………3
B.    BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN…………………………………………….4
C.    FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PERILAKU MENYIMPANG…………………………………………………………………………………….5
D.   PERILAKU MENYIMPANG DALAM MASYARAKAT……………………7
BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN……………………………………………………………………………………12
B.    SARAN………………………………………………………………………………………………..12
C.    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..12




BAB II PEMBAHASAN
BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
A.   PENGERTIAN
Pada dasarnya, perilaku manusia memiliki dua sisi, yaitu sisi positif (konformitas) dan sisi negatif (penyimpangan).
a.    Konformitas (Conformity)
Konformitas adalah bentuk interaksi seseorang yang berusaha bertindak sesuai norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Konsep konformitas berhubungan erat dengan sosialisasi karena proses sosialisasi menghasilkan konformitas.
b.    Penyimpangan
Penyimpangan merupakan kebalikan dari konformitas (nonkonformitas). Perilaku menyimpang atau nonkonformitas adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok.
Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok orang tidak mematuhi norma dan nilai di masyarakat yang disebut deviasi. Perilaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut deviant.
Norma dan nilai bersifat relatif sehingga penyimpangan sosial pun bersifat nisbi. Seseorang atau suatu kelompok disebut melakukan penyimpangan jika orang atau kelompok itu berbuat sesuatu di luar pengawasan sosial atau sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam suatu budaya masyarakat. Artinya, orang atau kelompok itu tidak melepaskan diri dari segala pola budaya, dia hanya melawan pola kelakuan tertentu dalam masyarakat.
Tindakan menyimpang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
B.    Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Penyimpangan sebenarnya tidak selalu berarti negatif, melainkan ada yang positif. Dengan demikian, penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.
a.    Penyimpangan positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang terarah pafda nilai sosial yang ideal (didambakan) walaupun cara yang dilakukan itu seolah-olah menyimpang dari norma yang berlaku, padahal sebenarnya tidak.
b.    Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif ialah kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya pun selalu buruk.
Perilaku menyimpang dapat dibedakan menurut sifat dan pelakunya.
a.    Perilaku Menyimpang Menurut Sifatnya
Perilaku menyimpang menurut sifatnya ada 2, yaitu:
1.     Penyimpangan primer
2.    Penyimpangan sekunder
b.    Perilaku Menyimpang Menurut Pelakunya
Perlaku menyimpang menurut pelakunya dibagi menjadi 2 yaitu:
1.     Penyimpangan individu
2.    Penyimpangan kelompok
C.    Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Perilaku Menyimpang
Jika dicari ataupun ditelaah faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang, para ahli mempinyai dugaan ataupun keyakinan yang berbeda-beda. Namun, secara ringkas dapat kita kemukakan beberapa teori populer menyangkut perilaku menyimpang. Teori-teori tersebut, yaitu:
1.     Teori Sosialisasi
Pada dasanya, munculnya perilaku menyimpang pada teori sosialisasi berkaitan dengan ketidakmampuan warga masyarakat dalam menghayati norma dan nilai-nilai dominan yang telah mendapat kesepakatan masyarakat setempat. Penyimpangan yang disebatkan oleh adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.
Beberapa lingkungan komunitas yang rawan serta kondusif bagi munculnya perilaku menyimpang, antara lain yaitu:
a.    Jumlah penduduk yang padat serta berdesak-desakan,
b.    Status sosial-ekonomi penghuni yang rendah,
c.    Kondisi fisik perkampungan yang sangat buruk,
d.    Banyaknya terjadi disorganisasi sosial serta disorganisasi familiar yang tinggi.
2.    Teori Reaksi Sosial atau Teori Labeling
Teori ini umumnya mempunyai keyakinan bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah anggapan masyarakat terhadap seseorang yang telah melakukan perbuatan menyimpang.
3.    Teori Anomie
Teori anomie berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang merupakan konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks. Akibatnya, tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
4.    Teori Pengendalian
Teori pengendalian berasumsi bahwa munculnya perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
a.    Pengendalian dari dalam
b.    Pengendalian dari luar
Untuk mencegah makin maraknya perilaku menyimpang, masyarakat perlu meningkatkan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga dasar masyarakat, seperti sekolah, keluarga dan lembaga keagamaan.
D.   Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat
Sosialsasi adalah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai denganperanan yang dijalankan. Dalm proses sosialisasi, kemungkinan terjadi beberapa perilaku menyimpang, misalnya penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, dan perilaku seksual di luar nikah, dan lain-lain.
a.    Penyalahguaan narkotika
Sebelum menguraikan bahaya akibat narkotika, kita awali dengan meninjau fungsi utama narkotika bagi medis. Fungsi utama narkotika dalam medis adalah sebagai analgesik.
Disamping fungsi utama tersebut, narkotika juga menimbulkan efek yang disebut halusinasi atau khayalan. Dengan timbulnya halusinasi inilah penyebab sekelompok masyarakat terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika meskipun sedang tidak menderita sakit. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan narkotika.
Bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan yaitu adanya adiksi ataupun ketergantungan obat (ketagihan).
b.    Perkelahian pelajar
Perkelahian antarpelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar serta merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS, Pramuka, PMR, PKS sangat penting didalam pembentukan sikap dan tingkah laku para pelajar.
c.    Perilaku Seksual di luar Nikah
Perilaku seksual di luar nikah terjadi sebagai akibat masuknya kebudayaan Barat yaitu paham Children Of God yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Perilaku seksual di luar nikah ini, juga sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia. Hubungan seksual di luar nikah menurut agama Islam adalah dosa besar.
d.    Homoseksual
Homoseksual adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesame jenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Pria yang melakukan hal itu disebut homoseksual dan wanita yang melakukan hal itu disebut lesbian. Tindakan homoseksual bertentangan dengan norma-norma sosial dan ajaran agama.
e.    Membunuh
Membunuh dalam agama maupun norma-norma dalam masyarakat adalah pelanggaran berat dan tidak berperilaku kemanusiaan. Perilakunya akan mendapat sanksi yang berat di dunia maupun di akhirat.
Disamping contoh tadi, masih banyak perilaku menyimpang, misalnya penyalahgunaan wewenang, aksi coret-coret tembok atau pagar, perkelahian, pelanggaran norma-norma kesusilaan, kebut-kebutan, minum minuman keras, dan lain-lain.
Perilaku menyimpang yang dilakukan pemuda pelajar ditandai dengan dua faktor, yaitu:
1.     Sikap melawan yang biasanya disertai dengan rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
2.    Sikap apatis atau acuh tak acuh biasanya disertai rasa kecewa terhadap masyarakat.
Seseorang yang telah mencapai usia remaja, secara fisik telah matang. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti sosial dia masih memerlukan banyak belajar nilai-nilai dan norma  masyarakat, lebih-lebih karena keadaan masyarakat yang beragam. Keragaman tersebut misalnya:
1.     Pada masyaraka yang masih sederhana, keadaan ini tidak menimbulkan persoalan sebab anak memperoleh pendidikan di lingkungan kekerabatannya.
2.    Pada masyarakat kota atau masyarakat maju dan kompleks, terdapat pembagian kerja dalam bidang-bidang kehidupan.
3.    Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah-olah terjepit antara norma lama dan norma yang baru.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode tersebut seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak menuju ketahap kedewasaan. Anak-anak pada usia remaja masih memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya. Tidak adanya kepedulian orang tua terhadap anak merupakan salah satu penyebab timbulnya kenakalan.
Secara sosiologis, problem-problem sosial dapat diperinci sebagai berikut:
1.     Persoalan sence of value yang kurang ditanamkan orang tua, terutama masyarakat lapisan atas. Anak dalam masyarakat lapisan atas, biasanya menjadi sorotan dan sumber imitasi anak-anak dari lapisan bawah.
2.    Timbulnya organisasi pemuda informal yang tingkah lakunya yang tidak disukai oleh masyarakat.
3.    Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan melakukan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan dengan jiwa generasi muda.
Problem sosial merupakan masalah-masalah sosial yang sudah tidak dapat diatasi. Namun, ada juga problem sosial yang masih dapat diatasi.
Perbuatan menyimpang terutama yang bersifat kriminalitas disebabkan oleh adanya berbagai ketimpangan sosial, yaitu adanya gejala-gejala kemasyrakatan.
Tindakan kriminal biasanya banyak terjadi pada masyarakat kota yang lebih banyak mengalami berbagai tekanan. Pengaruh luar yang memengaruhi timbulnya kriminalitas, antara lain pengaruh pergaulan kerja, pergaulan dalam lingkungan masyarakat tertentu yang mempunyai unsur-unsur tindak kejahatan.
Kriminalitas dapat berkurang dan dapat pula berkembang. Berkembangnya kriminalitas bias melalui alat-alat komunikasi. Alat-alat komunikasi dapat memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap seseorang atau masyarakat untuk menerima atau menolak pola kelakuan kriminal tersebut.
Kita wajib berusaha memecahkan problem-problem sosial tadi agar proses sosialisasi berjalan baik dan lancar.








BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Perilaku manusia memiliki dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. Faktor-faktor  penyebab munculnya perilaku menyimpang berdasarkan teori-teori yang ada sangat banyak antaranya yaitukurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya, dan lain-lain.
B.    SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga setiap yang membaca atau pun yang mendengarkannya, dapat sadar akan dampak buruk yang ditimbulkan sikap perilaku menyimpang yang dilakukannya. Semoga dapat membedakan perilaku positif maupun negatif terhadap hal yang dilakukannya. Semoga kita dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang kita hadapi.
C.    DAFTAR PUSTAKA
Nurseno. 2007. Kompetensi Dasar Sosiologi. Solo: PT. Tiga Serangkai                 Pustaka Mandiri.
Tambahin juga alamat blog saya!!

SEKIAN POSTINGAN SAYA KALI INI, DAN TERIMA KASIH TELAH MEMBACANYA!!
WASSALAMU ‘ALAIKUM WR. WB.

No comments: