Tuesday 25 February 2014

MAKALAH SEDIMENTASI



Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Hai, Sahabat Blogger!! Apa kabar?? Semoga baik-baik saja yach!!
Postingan ini, postingan ketujuh saya, semoga bermanfaat!! Amiin…

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “SEDIMENTASI”.
Dan tak lupa juga sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena Beliaulah yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Suatu kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, tanpa halangan dan kesulitan.
      Terimah kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah dari kami, serta teriring do’a semoga kita semua sukses. Amin….
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Watampone,  4 Februari 2013


Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………..……. 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………….3
A.   LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………3
B.  TUJUAN ……………………………………………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………. 4
A.   PENGERTIAN SEDIMENTASI ………………………………………………………………….. 4
B.  TIPE-TIPE SEDIMENTASI …………………………………………………………………………4
C.  PROSES TERJADINYA SEDIMENTASI ………………………………………………….5
D.  PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI ………………………………………….. 8
E.  HASIL DARI SEDIMENTASI ……………………………………………………………………. 9
F.  CIRI BENTANG ALAM AKIBAT PROSES SEDIMENTASI ………………. 13
G.  UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI ……………………………………………. 16
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………………..…17
A.   KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………17
B.  SARAN ……………………………………………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…………………………………………. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmentasi oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan memberi banyak dampak di sungai, saluran, waduk, bendungan atau pintu-pintu air, dan di sepanjang sungai.
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses ini dapat terjadi di daratan, danau, sekitar sungai ataupun dipantai. Pengendapan batuan atau tanah terjadi jika zat yang mengangkatnya mengalami penurunan kecepatan gerak atau bahkan berhenti sama sekali.
B.  TUJUAN
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1.   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sedimentasi.
2.   Bisa mengetahui tipe-tipe sedimentasi.
3.   Mengetahui bagaimana proses terjadinya sedimentasi.
4.   Agar mengetahui bagaimana proses pengangkutan sedimentasi.
5.  Mengetahui hasil dari sedimentasi.
6.   Apa saja ciri bentang alam akibat proses sedimentasi.
7.   Dapat mengetahui upaya pengendalian sedimentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN SEDIMENTASI
Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawah oleh angin, air, atau gletser. Semua hasil erosi akan diendapkan disuatu tempat, baik di sungai, lembah, lereng pegunungan ataupun dasar laut yang dangkal. Kadang kala hasil sedimentasi kembali mengalami erosi. Jika ini terjadi, akan terbentuk peneplain.
Foster dan Meyer (1977) berpendapat bahwa erosi sebagai penyebab timbulnya sedimentasi yang disebabkan oleh air terutama meliputi proses pelepasan (detachment), penghanyutan (transportation), dan pengendapan (depotition) dari partikel-partikel tanah yang terjadi akibat tumbukan air hujan dan aliran air.
B.  TIPE-TIPE SEDIMENTASI
Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel untuk berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe (dapat dilihat pada gambar V.1), yaitu:
1.   Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel diskret, partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.
2.   Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah.
3.   Settling tipe III: merupakan pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antar-partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.
4.   Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang telah mengendap yang tejadi karena berat partikel.

C.  PROSES TERJADINYA SEDIMENTASI
Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.   Sedimentasi fluvial, merupakan proses prngendapan materi yang diangkut oleh sungai dan diendapkan disepanjang aliran sungai , danau, waduk, atau muara sungai. Hasil bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
2.   Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial, )merupakan proses pengendapan materi yang diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand dunes) atau gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai.
3.   Sedimentasi laut (marine sedimentation), merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali disepanjang  pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang menghubungkan dua pulau (tombolo).
Sedimen di dalam sungai, terlarut atau tidak terlarut, merupakan produk dari pelapukan batuan induk yaitu partikel-partikel tanah. Begitu sedimen memasuki badan sungai, maka berlangsunglah pengangkutan sedimen. Kecepatan pengangkutan sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan ukuran partikel sedimen. Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut aliran air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak dengan cara melayang (suspended load), sedang partikel yang lebih besar antara lain, pasir kasar cenderung bergerak dengan cara melompat (saltation load). Partikel yang lebih besar dari pasir, misalnya kerikil (gravel) bergerak dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai (bed load) seperti tampak pada gambar V.2. Karena bed load senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai kadang-kadang naik (agradasi), tetapi kadang-kadang turun (degradasi) dan naik turunnya dasar sungai disebut alterasi dasar sungai (river bed alterasion). Wash load dan suspended load tidak berpengaruh pada alterasi dasar sungai, tetapi dapat mengendap di dasar-dasar waduk atau muara-muara sungai. Penghasil sedimen terbesar adalah erosi permukaan lereng pegunungan, erosi sungai (dasar dan tebing alur sungai) dan bahan-bahan hasil letusan gunung berapi yang masih aktif.

GAMBAR V.2
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a.   Proses sedimentasi secara geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi tanah yang berjalan secara normal, artinya proses pengendapan yang berlangsung masih dalam batas-batas yang diperkenankan atau dalam keseimbangan alam dari proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi akibat pelapukan.
b.   Proses sedimentasi yang dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses terjadinya sedimentasi yang menyimpang dari proses secara geologi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, bersifat merusak atau merugikan dan dapat mengganggu keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup. Kejadian tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam mengolah tanah. Cara mengolah tanah yang salah dapat menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi yang tinggi.
D. PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI
Proses pengangkutan sedimen (sediment transport) dapat diuraikan meliputi tiga proses sebagai berikut :
a.   Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan sedimen yang terdapat diatas tanah sebagai hasil dari erosi percikan (splash erosion) dapat menggerakkan partikelpartikel tanah tersebut dan akan terangkut bersama-sama limpasan permukaan (overland flow).
b.   Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat bahan sedimen yang terdapat  di permukaan tanah, selanjutnya dihanyutkan masuk kedalam alur-alur (rills), dan seterusnya masuk kedalam selokan dan akhirnya ke sungai.
c.   Pengendapan sedimen, terjadi pada saat kecepatan aliran yang dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan (settling velocity) yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel sedimen dan kecepatan aliran.
Macam-Macam Pengangkutan Sedimen
Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran air ditentukan oleh interaksi faktor-faktor sebagai berikut: ukuran sedimen yang masuk ke badan sungai, karakteristik saluran, debit dan karakteristik fisik partikel sedimen. Besarnya sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan oleh faktor iklim, topografi, geologi, vegetasi dan cara bercocok tanam di daerah tangkapan air yang merupakan asal datangnya sedimen. Sedang karakteristik sungai yang penting, terutama bentuk morfologi sungai, tingkat kekasaran dasar sungai dan kemiringan sungai. Interaksi dari masing-masing faktor tersebut akan menentukan jumlah dan tipe sedimen serta kecepatan pengangkutan sedimen.
E.  HASIL DARI SEDIMENTASI
a.   Pengendapan oleh Air
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain, meander, dataran banjir, tanggul alam, dan delta.
1.   Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya, sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara itu, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus, akan membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, di mana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut-turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk oxbox lake.
2.   Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembentukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
GAMBAR DELTA
Contoh lain dari delta, yaitu:
a.   Delta runcing, contoh: delta sungai tiber di pantai Italia.
b.   Delta cembung atau delta busur seperti kipas. Contoh: delta  sungai Nil di Mesir.
c.   Delta pengisi estuarium. Estuarium adalah muara sungai yang berbentuk corong. Contoh: delta sungai seine di Prancis.
d.   Delta kaki burung atau delta lobben. Contoh: delta sungai Mississippi di teluk Meksiko.
3.   Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya, terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya, tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
b.   Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain, pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri atas material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, arus pantai akan tetap mengangkut material-material ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut tepi. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadangkadang spit terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit akhirnya tersambung dengan dataran, sehingga membentuk tombolo.
Description: http://tugasgeografi.files.wordpress.com/2011/03/tombolo4.jpg?w=124&h=128 GAMBAR TOMBOLO Description: http://tugasgeografi.files.wordpress.com/2011/03/tombolo2.jpg?w=150&h=112

c.   Pengendapan oleh Angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).
Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi jika terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir (sand dunes).
Bentukan alam hasil pengendapan angin selain dari gumuk pasir, antara lain:
1.   Tanah Loss, yaitu debu yang dibawah oleh angin dari gurun yang mengendap disekitarnya.
2.   Barchan, yaitu gumuk pasir yang berbentuk seperti tapal kuda. Terdapat disekitar Pantai Parangritis Yogyakarta.
3.   Beach ridge, yaitu beting pantai yang berupa gundukan pasir atau puing-puing batu karang di sekitar Pantai Cliff.
4.   Moraine, kettles, esker, dan drumline, yaitu gundukan batuan yang tertinggal diujung gletser.
d.   Pengendapan oleh Gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
F.  CIRI BENTANG ALAM AKIBAT PROSES SEDIMENTASI
Material-material yang dibawah dari wilayah kikisan akan diendapkan pada wilayah-wilayah pengendapan. Hal ini terjadi karena tenaga yang membawah hasil kikisan telah berkurang, sehingga sebagia atau seluruh material yang dibawahnya diendapkan. Tentu saja material-material yang berukuran lebih besar akan diendapkan terlebih dahulu disbanding material yang lebih halus. Kerena proses tersebut, maka ciri-ciri wilayah endapan adalah  sebagai berikut:
1.   Daerah cekungan dan daratan merupakan daerah endapan dari bentuk muka bumi disekitarnya yang lebih tinggi.
2.   Berdasarkan hal tersebut, maka lungkungan tertentu dapat menjadi petunjuk bahwa daerah tersebut merupakan wilayah endapa. Misalnya danau, kipas alluvial, dataran sekitar sungai (dataran alluvial), bukit pasir (barkhan), dan ujung gletser. Di daerah sekitar pesisir ditemukan beberapa wilayah endapan, seperti delta, laut dangkal, laguna, dan dataran pasang.
3.   Karena material tanah banyak diendapkan pada wilayah endapan, maka wilayah ini memiliki kedalaman tanah relatif tebal atau dalam.
4.   Biasanya, tanah yang dibawa dari wilayah kikisan merupakan tanah yang subur. Akibatnya, pada wilayah endapan akan terbentuk endapan tanah yang subur pula.
5.  Biasanya ditemukan struktur pelapisan atau stratifikasi pada lapisan tanahnya sebagai akibat dari pengendapan material yang tidak sama ukurannya atau karena proses pemilihan (butiran kasar berada di bawah butiran halus).
6.   Kadang ditemukan fosil makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan yang terkubur pada saat pengendapan.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat kita sebutkan beberapa bentukan hasil proses pengendapan, antara lain berupa delta, tanggul sungai, tanggul pantai, beting, gosong, meander, dan sungai mati.
R  Delta merupakan hasil pengendapan sungai. Adanya delta juga menunjukkan aliran air di daerah tersebut adalah tenang.
Description: http://tugasgeografi.files.wordpress.com/2011/03/delta.jpg?w=150&h=150 GAMBAR DELTA
R  Tanguul sungai, terdapat di tepi sungai dan arahnya sejajar dengan sungai.
R  Tanggul pantai, merupakan hasil pengendapan material yang dibawaoleh sungai tetapi dibantu oleh arus laut dengan arah tegak lurus terhadap tanggul sungai.
R  Beting, merupakan endapan di tengah sungai. Atau di muara karena menurunnya daya angkut air sungai dengan tiba-tiba.
R  Gosong sama dengan beting, hanya saja permukaan gosong kadang-kadang tampak di permukaan air, kadang-kadang tidak.
R  Meander, merupakan belokan sungai hingga 180 derajat atau lebih.
R  Sungai mati (oxbow lake), yaitu bagian sungai yang terpotong yang berbentuk bulan sabit dan merupakn sungai mati, sehingga tampak seperti danau.
G. UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI
Cara pengendalian sedimen yang terbaik adalah pengendalian sedimen yang dimulai dari sumbernya, yang berarti merupakan pengendalian erosi. Upaya pengendalian sedimen untuk memperkecil akibat-akibatnya antara lain berupa:
a.   Pengendalian sungai (river training)
b.   Perencanaan bangunan inlet yang baik untuk penyadapan air ke saluran
c.   Pemilihan lokasi bendungan yang tepat
d.   Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen (chek dam) di hulu waduk
e.   Membuat alur pintas atau sudetan
f.   Perencanaan outlet waduk yang baik
g.   Perencanaan bangunan (structures) yang baik.
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses ini terjadi di daratan, pantai, danau, sungai, maupun lautan. Sedimentasi menghasilkan ciri dan alam yang berbeda-beda.
B.  SARAN
Marilah kita bersama-sama menjaga alam ini dengan baik agar kekayaan di alam tidak berkurang dan semakin membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Meurah, Cut, dkk. Geografi. Jakarta : PT. Phibeta  Aneka Gama, 2006
Uli H, Marah dan Asep Mulyadi. Geografi. Jakarta : Erlangga, 2007
Gatot Sulistyanto, Iwan. Geografi. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen      Pendidikan Nasional, 2009
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi. Jakarta : Pusat Perbukuan,    Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Tambahin juga alamat blogku!! Wajib!!!

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya untuk membuka dan membaca postingan saya!! Sekali lagi semoga bermanfaat!! Amiin…
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.



No comments: